Makalah Perbekalan kantor
MAKALAH
MAKALAH
MANAJEMEN
PERBEKALAN
DISTRIBUSI
PERBEKALAN KANTOR
Disusun
Oleh :
Akhmad Yusuf Efendi 7101415
Jaza’ul Muslimah 7101415
Imam Fakhrurozi 7101415
Nuratun Zakiyah 7101415
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah
kantor tidak bisa berfungsi dengan baik
tanpa adanya persediaan perbekalan kantor seperti perabotan kantor dan
alat-alat kantor lainnya yang memadai sesuai dengan kebutuhan. Selain fungsi
dan peranan sumber daya manusia,untuk mencapai kelancaran dalam suatu pekerjaan
juga sangat tergantung pada sarana dan prasarana dan system pengelolaan yang
efektif. Maka dalam hal itu untuk pemenuhan persediaan kantor ini sumber daya
manusianya memerlukan untuk melakukan pendistribusian kantor guna untuk
pemenuhan perlengkapan-perlengkapan kantor guna memperlancar kegiatan kantor.
B. Rumusan
1. Apa yang dimaksud dengan distribusi
perbekalan kantor ?
2. Apa saja asas-asas yang digunakan dalam
distribusi perbekalan kantor?
3. Bagaimana proses kegiatan distribusi
perbekalan kantor ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari distribusi
perbekalan kantor.
2. Untuk mengetahui asas-asas apa saja yang
mendasari daam pendistribusian kantor.
3. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan
proses-proses pendistribusian perbekalan kantor.
BAB II
ISI
1. Pengertian Distribusi Perbekalan
Secara umum pengertian Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau
jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau
jasa tersebut diperlukan. Dan
Perbekalan sendiri memiliki makna yang sama dengan logistic, sarana prasarana,
dan lain sebagainya.
Sehingga dapat diartikan bahwa Distribusi
perbekalan merupakan kegiatan dan usaha pengurusan dalam penyelenggaraan
penyaluran dan penyampaian kebutuhan perbekalan kepada unit-unit kerja yang
membutuhkan. Dari pengertian ini dapat ditekankan bahwa dalam kegiatan
distribusi perbekalan tidak sekadar memberikan/menyerahan perbekalan kepada
unit kerja yang memerlukan, tetapi lebih dari itu dituntut adanya kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang tepat sehingga tercipta
suatu cara kerja, prosedur kerja dan sistem kerja dalam penyaluran perbekalan
secara teratur, tertib, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mendukung
efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Kegiatan distribusi perbekalan pada
dasarnya merupakan kelanjutan dari proses penyimpanan/penggudangan perbekalan,
ataupun secara empirik merupakan satu bagian dari kegiatan penggudangan
perbekalan itu sendiri. Kegiatan distribusi barang ini pada dasarnya juga
merupakan satu bagian kegiatan dari serangkaian kegiatan guna pemenuhan
kebutuhan perbekalan bagi unit unit kerja dalam suatu organisasi. Oleh karena itu,
kegiatan distribusi perbekalan ini tidak boleh dianggap sepele ataupun remeh
dalam penyelenggaraan kegiatan dalam suatu organisasi, tetapi sebaliknya
kegiatan ini harus mendapat perhatian yang proporsional karena efektivitas dan
efisiensi kerja setiap unit kerja maupun organisasi secara keseluruhan sangat ditentukan
oleh profesionalitas dalam pengelolaan kegiatan distribusi perbekalan ini.
2.
Asas-AsasPenyaluranPerbekalan
Guna mendukung efektivitas dan efisiensi kerja setiap unit kerja
maupun organisasi secara keseluruhan, dalam penyaluran kebutuhan perbekalan
harus memperhatikan dan mengimplementasikan beberapa asas dalam penyaluran
perbekalan.Beberapa asas tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Ketepatan jenis
dan spesifikasi perbekalan yang disampaikan
Penyampaian
perbekalan hendaknya sesuai dengan jenis dan spesifikasiperbekalan yang telah
ditetapkan sehingga secara fungsional dapat mencapai batasyang optimal, baik
dilihat dari sisi kualitas maupun kuantitas output yang dihasilkan,
disamping dilihat dari nilai efisiensi, baik ditinjau dari sisi waktu, tenaga
maupunfinansial.
2.
Ketepatan nilai
perbekalan yang disampaikan
Ketepatan
penyampaian perbekalan sesuai dengan nilai yang telah ditetapkanberarti tidak
kurang ataupun tidak lebih dari nilai yang telah ditetapkan semula. Hal
initerkait dengan pertimbangan pelaksanaan program efisiensi unit kerja
danorganisasi secara keseluruhan, maupun pertimbangan prestise.
3.
Ketepatan
jumlah perbekalan yang disampaikan
Ketepatan
jumlah perbekalan yang disampaikan berarti unit penyalur perbekalantidak
menyampaikan perbekalan ke unit kerja yang membutuhkan kurang ataupunlebih dari
yang seharusnya (sesuai dengan permintaan dan atau kebutuhan). Halini dilakukan
karena apabila suatu unit organisasi diberi lebih, mungkin sekali unit
kerjatersebut bersikap dan bertindak boros, sedangkan apabila kurang dari
permintaan(kebutuhan) tentunya akan menghambat aktivitas unit kerja tersebut,
dan dalam halini unit kerja tersebut akan terganggu, bahkan terhenti dalam
melakukan aktivitasnyasehingga tentunya juga akan merugikan organisasi secara
keseluruhan.
4.
Ketepatan waktu
penyampaian
Apabila
suatu unit penyalur perbekalan tidak tepat waktu dalam menyampaikanpermintaan
perbekalan, terlambat misalnya, jelas akan menghambat aktivitasorganisasi
karena seharusnya unit kerja dapat melakukan kegiatan operasional,tetapi karena
perbekalan yang mendukung aktivitas tersebut tidak ada, aktivitasunit kerja ter
sebut menjadi terganggu atau bahkan berhenti sama sekali.
5.
Ketepatan
tempat penyampaian
Penyampaian
perbekalan yang tidak tepat tempat tentunya juga berdampak tidakdapat
berjalannya kegiatan operasional suatu unit kerja tertentu. Apabila hal
initerjadi selain unit kerja yang mem butuhkan perbekalan tidak
melaksanakankegiatan operasionalnya, mungkin sekali juga akan mengganggu
aktivitas unit kerjalain. Tentu ini juga akan mempengaruhi tingkat efektivitas
dan efisiensi organisasisecara keseluruhan.
6.
Ketepatan
kondisi logistik yang disampaikan
Guna
mendukung kelancaran aktivitas suatu unit kerja dalam organisasi
hendaknyabarang yang disampaikan ke unit kerja merupakan barang yang siap pakai
(readyfor use) sehingga kondisi barang tersebut harus dalam keadaan
baik, bukanbarang/perbekalan yang rusak.
Agar asas-asas penyaluran kebutuhan perbekalan tersebut
dapatdirealisasikan dengan baik, perlu didukung ketelitian dan disiplin yang
tinggi dari parapetugas penyalur perbekalan. Petugas yang di beri tugas dan
wewenang dalampenyaluran kebutuhan perbekalan harus senantiasa berpedoman pada
suratpermintaan pengadaan barang dan keputusan pejabat pengambil keputusan
untukdiadakannya kebutuhan perbekalan berdasarkan usulan unit kerja tertentu.
Dengandemikian, akan dapat dihindari kesalahan dalam penyaluran perbekalan ke
unit kerjatertentu, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi perbekalan,
jumlah, waktu,maupun tempat.
Disamping itu, dalam kegiatan penyaluran perbekalan juga dibutuhkan
adanyapetugas penyalur perbekalan yang jujur dan bertanggung jawab. Hal ini
mengingatdalam kegiatan penyaluran perbekalan ini sangat mudah untuk
melakukanpenyelewengan wewenang secara sengaja, baik yang dilakukan petugas
penyalurkebutuhan perbekalan secara sendirian, maupun dengan melakukan kerja
sama denganpemakai barang (user), yakni para pegawai unit-unit kerja
dalam organisasi.
3.
ProsesKegiatanDistribusiPerbekalan
Proses distribusi pada adasarnya
adalah menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.
Dalam mencipatakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang
terlibat didalamnya, yaitu :
1)
Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of distribution/ marketing channel)
Saluran distribusi pada dasarnya meupakan perantara yang menjembatani
antara produsen dan konsumen. Perantara tersebut digolongkan kedalam dua
golongan, yaitu : pedagang perantara dan agen perantara. Perbedaannya terletak
pada aspek pemilikan serta proses negosiasi dalam pemindahan produk yang
disallurkan tersebut.
-
Pedagang Perantara
Pada
dasarnya, pedagang perantara (merchant middleman) ini bertanggungjawab terhadap
pemilikan semua barang yang dipasarkan atau dengan kata lain pedagang mempunyai
hak atas kepemilikan barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam pedagang
perantara yaitu : pedagang besar dan pengecer. Namun tidak menutup kemungkinan
bahwa produsen juga tidak bertindak sekaligus sebagai pedagang, karena selain
membuat barang juga memperdagangkannya.
-
Agen Perantara
Agen
perantara (Agent middleman) ini tidak mempunyai hak milik atas semua barang
yang mereka tangani. Mereka dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu :
1. Agen Penunjang
-
Agen pembelian dan penjualan
-
Agen pengangkutan
-
Agen Penyimpanan
2. Agen Pelengkap
-
Agen yang membantu dalam bidang finansial
-
Agen yang membantu dalam bidang keputusan
-
Agen yang dapat memberikan informasi
-
Agen khusus
Menurut Philip Kotler (1993:174) agar suatu keguiatan penyaluran barang
dapat berjalan dengan baik (efektif dan efisien) maka para pemakai saluran
distribusi harus mampu melaksanakan sejumlah tugas penting, yaitu :
a)
Penelitian,
yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk perencanaan dan melancarkan
pertukaran.
b)
Promosi,
yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang persuasive mengenai penawaran
c)
Kontak,
yaitu melakukan pencarian dan mnjalin hubungan dengan pembeli
d)
Penyelarasan,
yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan permintaan pmbeli termasuk
kegiatan seperti pengolahan, penialaian dan pengemasan.
e)
Negosiasi,
yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan
lain-lain sehubungan dengan penawaran sehingga pemindahan pemilikan atau
penguasaan biasa dilaksanakan.
f)
Distribusi
Fisik, yaitu penyediaan sarana transportasi dan penyimpanan barang.
g)
Pembiayaan,
yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana untuk menutup biaya dari aluran
pemasaran / distribusi tersebut.
h)
Pengambilan
resiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan saluran tersebut.
2)
Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang (Physical
Distribution)
Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam
rangka menjadikan suatu produk tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan
tempat yang tepat.
Pendistribusian fisik disebut juga
penyaluran barang, merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan barang dan
tanggung jawab dari suatu instansi kepada instansi yang lain. Penyaluran barang
meliputi kegiatan :
1. Penyusunan Alokasi
2. Pengiriman
3. Penyerahan
4. Pembuatan Laporan
1. Penyusunan Alokasi
Penyusunan alokasi berguna untuk menghindari pemborosan yang tidak
perlu. Artinya jumlah (kuantitas) dan frekuensi pengiriman diatur dengan
sebaik-baiknya, sehingga tidak menimbulkan kerugian.
Dalam penyusunan alokasi hendaknya diperhatikan factor-faktor sebagai
berikut :
a. Penerimaan / konsinyi (Consignee)
b. Waktu
c. Jenis
d. Jumlah barang
a) Penerimaan atau konsinyi
Penerimaan (konsinyi) adalah pihak penerima kiriman barang, kadang-kadang
penerima barang tetapi tidak selalu menjadi pemakai barang. Nama konsinyi harus
selalu jelas dicantumkan dalam daftar alokasi.
Agar jelas dan menjaga ketertiban penerima barang harus disebutkan hal
sebagai berikut :
1. Jabatan penerima barang hendaknya
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
2. Untuk penerima jabatan yang berlainan
instansi, harus disesuaikan dengan surat keputusan yang berlaku di instansi
yang bersangkutan, dengan mencantumkan nama instansi tersebut.
3. Dalam hal penerimaan barang umumnya
dilakukan oleh pimpinan proyek, maka nama proyek harus ditulis lengkap, dan
tidak boleh ditulis singkat.
4. Alamat penerima barang ditulis dengan
menyebutkan nama kotamadya atau kabupaten, dan provinsinya.
b) Waktu
Telah diketahui bahwa untuk barang yang digunakan dilingkungan kantor
atau instansi terdiri dari barang yang habis dipakai dan tidak habis dipakai.
Untuk barang yang habis dipakai perlu dijelaskan bahwa barang tersebut
dijperlukan untu jangka waktu tertentu. Sebagai contoh, kertas yang dikirim
adalah untuk keperluan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Semarang untuk triwulan 1 tahun 2015/2016.
c) Jenis barang
Untuk kepentingan penyaluran/pengiriman barang, nama jenis barang harus
disebutkan dengan jelas. Untuk barang-barang inventaris hendaknya digunakan
urutan sebagai berikut :
-
Nama seperti yang diberikan pembuatannya
-
Jenis barang dan kegunaannya
-
Merk (tanda) pabrik/produsennya
-
Tipe/ciri yang diberikan oleh pabrik yang
mengeluarkan, sebagai contoh Mesin tulis : Olivetti, Royal
d) Jumlah barang
Pelaksanaan
pengiriman barang harus disebutkan, yaitu :
1. Satuan hitungnya (misalnya : stel, set,
perangkat, eksemplar)
2. Jumlah satuannya
3. Jumlah isi dari bagian yang dikirim,
misalnya 2 stel meja makan dengan kursi 8
buah
4. Harga satuannya.
2. Pengiriman Barang
Dalam
melakukan barang perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Cara pengiriman
2) Pengamanan
3) Pemuatan
4) Pengangkutan
5) Pembongkaran
1) Cara pengiriman
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pengiriman barang, yaitu:
a. Pengiriman barang di dalam negeri
Pengiriman
barang di dalam negeri dapat dibawa sendiri atau dilakukan melalui perusahaan
Ekspedisi, misalnya EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut),EMKU (Ekspedisi Muatan
Kapal Udara), Pos, jasa pengiriman yang lainnya.
b. Pengiriman barang dari/ ke luar negeri
-
Melalui udara, berhubungan dengan EMKU
-
Melalui laut berhubungan dengan EMKL
2) Pengamanan (pengemasan barang)
Barang yang akan dikirim perlu dikemas untuk menghindari akibat yang
tidak diinginkan dalam pengangkutan. Dalam pengemasan barang perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a) Pengemasan harus disiapkan untuk
menghindari kececeran. Kececeran dapat terjadi karena kerusakan pada pengemasan
penempatan dalam angkutan kurang baik, dan pemberian tanda pengenal tidak
jelas.. untuk menghindari kececeran harus diperhatikan:
-
Pengemasan yang kuat dan rapi
-
Didalam peti harus disertakan daftar barang
-
Penempatan dalam angkutan harus diatur dengan baik,
sehingga mudah dilakukan ketika pembongkaran yang akan diturunkan pada tempat
yang lebih mudah
b) Pemberian tanda pengenal yang jelas
mengenai :
-
Jenis barang
-
Penerimaan dan alamat
-
Pengirim
-
Perusahaan yang bertanggungjawab atas pengiriman
barang
-
Nomor satuan
-
Perlakuan atau bahaya yang harus dihindari, biasanya ditunjukkan
dengan tanda/ gambar:
(a) Goncangan , untuk menghindari kerusakan
tersebut diberi gambar tegak lurus.
(b) Air, air dapat menimbulkan kerusakan pada
barang-barang tertentu, misalnya pada kertas, semen, logam dan lain-lain, maka
diberi tanda paying terbuka
(c) Kebakaran, banyak jenis barang yang peka
terhadap api dan udara misalnya bahan kimia, kertas, sejenis plastic, dan
lain-lain. Maka pada kemasan diberi tanda api
(d) Kecurian, untuk menghindari kecurian,
pengemasan harus dilakukan dengan rapid an cermat sehingga tidak mudah diangkat
oleh satu orang atau lebih. Oleh sebab itu kemasan disatukan dalam bungkusan
yang besar dan rapi.
(e) Kerusakan barang yang jika tertumpuk akan
mengakibatkan kerusakan pada barang lain (misalnya asam belerang, asam garam
dan lain-lain), pengemasan dilakukan :
Ø
Bahan pengemasan tidak mudah rusak, dan tidak
bercampur dengan barang lain
Ø
Penggunaan botol dengan tutup yang kecil
Ø
Pemberian tanda posisi (tanda anak panah ke atas)
Ø
Bungkusan berbentu bulat harus dibungkus kembali
hingga menjadi bungkusan segi empat.
3) Pemuatan
a) Kegiatan pemuatan barang terdiri atas :
-
Mengambil dan menurunkan barang dari tumpukan digudang
-
Membawa ke kendaraan atau alat pengangkutan
-
Menyusun ke dalam kendaraan atau alat pengangkutan
b) Dalam melaksanakan pemuatan perlu
diusahakan :
-
Memperkecil jarak antara tumpukan barang dengan
kendaraan
-
Barang-barang yang berat diletakkan dibawah
-
Barang yang dimuat lebih dahulu ke dalam kendaraan
adalah barang yang akan dibongkar terakhir
4) Pengangkutan
Untuk dapat melaksanakn pengangkutan dengan baik, perlu memperhatikan
azas cepat, tepat, aman dan ekonomis.
(a) Azas tepat, azas ini menghendaki agar
pengelolaan dilaksanakan dengan benar, waktunya tidak terlalu awal dan tidak
terlambat, alat angkutan tidak salah, alamatnya tidak salah, jenis dan kualitas
barang sesuai rencana.
(b) Azas cepat
-
Pengiriman barang dilakukan dengan cepat
-
Diusahakan agar alat angkutan yang digunakan tidak
atau sedikit mungkin mengalami pertukaran
-
Pengangkutan barang ke beberapa alamat sebaiknya
diurutkan dari alamat yang terdekat sampai alamat yang terjauh.
(c) Azas aman,
maksudnya agar barang yang dikirim tidak rusak atau hilang dan tidak
merusak barang yang lain.
(d) Azas ekonomis, maksudnya ada keseimbangan
antara biaya dan daya guna barang. Ekonomis tidak selalu berarti yang paling
murah akan tetapi efisien dalam menggunakan biaya.
5) Pembongkaran
Untuk menghindari kesulitan dalam pembongkaran yang berhubungan dengan
kegiatan penerimaan barang, maka pengirim harus memberitahukan kepada penerima
barang, yaitu :
-
Perkiraan waktu datangnya kiriman
-
Jenis barang dan harganya
-
Jumlah barang, bila perlu disertai ukuran volumenya
-
Alat angkutan yang dipergunkan
-
Nama perusahaan pelaksanaan pengangkutan
3. Penyerahan barang
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penyerahan barang, yakni :
a. Surat pengantar pengiriman barang
b. Kesediaan barang
c. Penyesuaian antara isi surat pengantar
pengiriman dengan keadaan barang menurut kenyataan.
4. Pembuatan laporan
Sebagai pihak yang menerima barang, dan untuk mentertibkan administrasi
penerimaan barang, maka harus menyusun laporan yang nantinya disampaikan kepada
beberapa pihak yang harus dan ikut mempertanggungjawabkan keberadaan barang
yang diterima.
Sebagai contoh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kotamadya Semarang, disampaikan kepada :
-
Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
-
Inspektorat Jendral Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
-
Biro Perlengkapan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
-
Biro Keuangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
-
Unit atasan langsungpenerima barang
Pelaksanaan pengiriman barang juga harus
melengkapi administrasi sebagai bukti fisik atau kegiatan tersebut.untuk
keperluan demikian harus disiapkan formulir-formulir, seperti: SPMB (Surat
Permintaan Mengeluarkan Barang) dan lainnya. Adapun jenis formulir tidak selalu
sama tergantung kepada kantor ataupun instansi yang menciptakan formulir
tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Distribusi adalah suatu proses
penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai,
sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Dan Perbekalan sendiri memiliki makna yang sama dengan logistic, sarana
prasarana, dan lain sebagainya. Sehingga dapat diartikan bahwa Distribusi perbekalan merupakan kegiatan dan usaha pengurusan dalam
penyelenggaraan penyaluran dan penyampaian kebutuhan perbekalan kepada
unit-unit kerja yang membutuhkan.
Adapun asas-asas yang mendasari dari
distribusiperbekalan kantor yaitu : Ketepatan
jenis dan spesifikasi perbekalan yang disampaikan, Ketepatan
nilai perbekalan yang disampaikan,Ketepatan
jumlah perbekalan yang disampaikan, Ketepatan waktu
penyampaian, Ketepatan tempat penyampaian, dan Ketepatan
kondisi logistik yang disampaikan. Proses distribusi perbekalan kantor sendiri meliputi
Penyusunan Alokasi, Pengiriman, Penyerahan, dan Pembuatan Laporan.
B.
Saran
1.
Menekankan pada
aktualisasi Manajemen Perbekalan, bukan hanya teoritis.
2.
Memberikan
pemahaman lebih pada mahasiswa tentang pentingnya Distribusi dalam Manajemen
Perbekalan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwiantara,
Lukas. 2008. “Bab 5 Distribusi Perbekalan” (Online)
https://id.scribd.com/doc/5226132/BAB-5-DISTRIBUSI-PERBEKALAN.
(Di unduh tanggal 6 Oktober 2016)
Komentar
Posting Komentar